F F Desember 2022 ~ SMK Negeri 4 Baubau Belajar Bersama Seamolec
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA BELAJAR BERSAMA SATU GURU SATU BLOG (SAGUSABLOG)

Soal Latihan dan Kunci Jawaban tes PPPK Guru Kelas Tahun 2022


Share:

Kesepakatan Kelas Sebagai Upaya Pengembangan Budaya Positif Di Sekolah

 ( Oleh : La Gani- Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kota Baubau )

        Pengembangan Budaya positif di sekolah dapat  menumbuhkan motivasi instrinsik dalam diri anak untuk menjadi pribadi yang tangguh bertanggung jawab dan berbudi pekerti luhur serta berakhlak mulia dan selalu menciptakan suasana yang aman dan nyaman tidak hanya bagi para peserta didik tetapi juga untuk semua warga sekolah baik itu para tenaga kependidikan maupun  non kependidikan lainnya. Jika di sekolah yang sudah memiliki budaya positif dan menerapkannya maka secara otomatis akan terwujud sekolah yang menjadi dambaan  semua  warga sekolah.
         Untuk mewujudkan hal tersebut maka kesepakatan kelas dibuat berdasarkan keinginan para siswa  dengan menerapkan konsep merdeka belajar. Dalam Penerapan kesepakatan kelas akan mengimbas kecakupan yang lebih luas lagi yaitu terciptanya sekolah yang memiliki budaya positif. Untuk meyakinkan kesepakatan kelas yang efektif dapat membantu dalam pembentukan praktik baik dan budaya disiplin positif di kelas tersebut . Hal ini juga dapat membantu proses belajar mengajar yang lebih mudah dan tidak menekan, kesepakatan kelas ini juga berisi beberapa aturan untuk membantu para guru dan siswa  bekerja sama membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kesepakatan kelas tidak hanya berisi harapan guru terhadap peserta didik, tetapi juga harapan peserta didik terhadap guru. Kesepakatan disusun dan dikembangkan bersama-sama antara guru dan siswa
        Sebuah pendekatan yang lebih baik dengan mengedepankan peran aktif murid sebagai subyek pendidikan sehingga setiap pendapat murid perlu dihargai adalah satu-satunya dengan kesepakatan kelas, kesepakatan kelas  yang  dibuat   bersama para siswa yaitu kesepakatan kelas yang kami terapkan saat pembelajaran praktek   Teknik Komputer  dan Jaringan  berlangsung, dimulai  dari mengenalkan apa itu budaya positif, praktik baik dan keterkaitannya dengan kesepakatan kelas. Selanjutnya adalah menanyakan kepada para siswa bagaimana keberadaan dan perasaan mereka saat mengikuti  pembelajaran  Praktek  Teknik  Komputer dan Jaringan , apakah menyenangkan atau membosankan  ?  Dari beberapa pertanyaan tersebut, saya  selalu mencoba menggali ide-ide , harapan, dan  kekhawatiran dari seluruh siswa untuk menciptakan kelas sesuai dengan impian dan keinginan mereka dalam melaksanakan pembelajaran  Praktek  Teknik  Komputer dan Jaringan  dengan konsep merdeka belajar demi terciptanya profil  pelajar Pancasila. Langkah-langkah  berikutnya adalah membahas ide-ide , harapan dan  kekhawatiran tersebut untuk di diskusikan dan diambil salah satu kesepakatan bersama untuk kemudian mengubahnya menjadi satu keyakinan  kelas yang harus dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab, cerdas dan ikhlas. Setelah kesepakatan kelas ini disepakati bersama, terlihat dari segi pancaran dari para siswa  yang lebih bersemangat , menyenangkan dan menyimpan banyak harapan. Semoga bisa tercapai semua keinginan mereka tersebut dalam pembelajaran Praktek  Teknik  Komputer dan Jaringan  di kelasnya  tanpa ada unsur  paksaan dan tekanan
        Adapun  Kesepakatan kelas yang dibuat bersama siswa  dalam perjalanan penerapannya disertai dengan sanksi bagi mereka yang melakukan pelanggaran. Sanksi yang diberikan sudah dibuat dan disepakati bersama dengan memberlakukan prinsip-prinsip  tidak ada yang menyakiti dan tersakiti. Untuk sanksi yang diberikan dibuat harus sesuai dengan restitusi   ( proses menciptakan kondisi bagi para peserta didik untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga  dengan demikian mereka bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat ). Pada proses Restitusi  sangat membantu peserta didik menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif dan memulihkan dirinya setelah berbuat kesalahan . Hal ini penekanannya adalah  bukanlah pada bagaimana berperilaku untuk menyenangkan orang lain atau menghindari ketidak nyamanan namun  pada tujuannya adalah menjadi orang yang lebih menghargai nilai-nilai kebaikan  yang mereka percayai. Sehingga dengan melalui restitusi ketika peserta didik berbuat keslahan  maka guru  harus  selalu menanggapi dengan cara yang memungkinkan peserta didik tersebut untuk membuat evaluasi  dirinya  tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk memperbaiki kesalahan  tersebut dan mendapatkan kembali harga dirinya. Oleh karena itu pola restitusi sangat diperlukan dalam membangun budaya positif disekolah
 

Share:

Pengunjung Hari ini

SOAL ULANGAN

Cari Blog Ini

Mengenai Saya

Foto saya
Saya asal Kota Baubau, Sulawesi Tenggara adalah lulusan S1 Sistem Komputer dari STMIK Bina Bangsa Kendari . Setelah lulus, beliau menjadi seorang guru di SMK Negeri 4 Baubau Kota Baubau merupakan hal yang menyenangkan Pengalaman mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak membuat saya semakin memahami filosofi Ki Hajar Dewantara. Sejak mengikuti PGP, saya langsung menerapkan apa yang diperoleh dalam pembelajaran dengan anak murid di sekolah saya , yaitu dengan memberikan tugas yang sesuai dengan minat dan bakat anak. Para siswa menjadi lebih bersemangat dan menunjukkan kreativitas dalam proses pembelajaran berpesan kepada guru-guru di seluruh Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam Program Pendidikan Guru Penggerak dan menjadi agen transformasi pendidikan di Indonesia dan juga seseorang yang selalu tertarik untuk belajar hal-hal baru dan mengembangkan diri. Saya memiliki semangat tinggi dalam setiap pekerjaan yang saya lakukan dan senang berkolaborasi dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Dengan sikap positif dan rasa tanggung jawab yang kuat,

Arsip Blog

Recent Posts