KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI
KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
Perkenalkan nama saya La Gani, S.Kom , instansi SMK Negeri 4 Baubau Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara . Saya adalah calon Guru penggerak Angkatan 7 Tahun Tahun 2022. Pada kesempatan ini saya ingin berbagi informasi tentang Pengambilan Keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Namun sebelum menguraikan materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran mari kita renungkan kalimat bijak berikut ini.
“Janganlah sekali-kali kamu berhenti belajar, karena
kehidupan ini penuh dengan pembelajaran yang tak pernah berhenti." -
Mahatma Gandhi”
Kalimat
tersebut mengandung arti bahwa belajar dan pembelajaran sepanjang hayat adalah
penting untuk mencapai kemajuan dan pengembangan diri yang berkelanjutan.
Kehidupan adalah suatu proses belajar yang terus berlangsung, di mana kita
terus diberi kesempatan untuk belajar dari pengalaman, kesalahan, dan tantangan
yang dihadapi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus membuka pikiran,
memperoleh pengetahuan baru, dan mengasah keterampilan yang sudah dimiliki.
Dengan terus belajar, kita dapat meningkatkan kualitas hidup, mencapai tujuan,
dan menciptakan perubahan positif dalam diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
Dalam konteks ini, Mahatma Gandhi mengajarkan bahwa keberhasilan seseorang
dalam hidup tidak hanya ditentukan oleh kualifikasi formal, tetapi juga oleh
kemauan dan semangat untuk belajar sepanjang hayat. Jadi Kita sebagai pendidik harus mampu
berkontribusi bagi peserta didik, setiap keputusan yang kita ambil harus
berpihak kepada murid dengan dilandasi nilai-nilai kebajikan. Pendidik
berkewajiban untuk menyampaikan kebenaran dan keteladanan.
Hal ini sejalan dengan
kalimat bijak berikut ini,
"Pendidikan adalah
senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia." - Nelson
Mandela.
Kalimat
tersebut mengandung arti bahwa pendidikan memiliki peran yang sangat penting
dalam mengubah dunia menjadi lebih baik. Dengan memberikan pendidikan yang baik
dan merata kepada semua orang, akan tercipta generasi yang lebih cerdas,
kritis, dan terampil untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat dan
dunia. Pendidikan dapat menjadi senjata yang ampuh untuk memerangi kemiskinan,
ketidakadilan, dan segala macam masalah sosial lainnya yang menghambat kemajuan
masyarakat. Dengan memiliki pendidikan yang baik, seseorang dapat memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah dan
menciptakan solusi yang inovatif dalam menjawab tantangan yang dihadapi dunia
saat ini.
“ Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi
berperilaku etis.” (Georg Wilhelm
Friedrich Hegel).
Memahami
kalimat bijak tersebut Pendidikan merupakan suatu proses menuntun siswa dengan
penguatan karakter , norma -norma
sehingga akan menjadi generasi yang memiliki nilai moral, kebajikan dan
kebenaran untuk menjalankan kehidupannya. Generasi yang akan datang adalah
cerminan pendidikan saat ini yang kita poles seperti membuat maha karya terbaik
yang akan mewarnai negeri ini di masa depan.
Setelah
kita mencoba memahami tiga kalimat bijak tersebut, berikut ini adalah
jawaban dari soal modul 3.1 koneksi antar materi Pendidikan guru penggerak Pengambilan keputusan
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka adalah dua tokoh yang memiliki filosofi yang erat kaitannya dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai tokoh pendidikan Indonesia yang memperjuangkan pendidikan yang merdeka, sedangkan Pratap Triloka merupakan tokoh pemikir Hindu-Buddha yang menekankan pentingnya kesadaran dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan. Filosofi Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa pendidikan yang merdeka harus memperhatikan kebutuhan dan potensi setiap individu, sehingga setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya. Penerapan filosofi ini dalam pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin dapat diartikan bahwa seorang pemimpin harus memperhatikan dan menghargai keberagaman individu dalam organisasinya, serta memfasilitasi setiap individu untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus mempertimbangkan dampak keputusan tersebut terhadap setiap individu dalam organisasinya. Sedangkan filosofi Pratap Triloka menekankan pentingnya kesadaran dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan. Seorang pemimpin harus memiliki kesadaran yang tinggi terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi oleh organisasinya, serta mampu menganalisis berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan yang diambil. Selain itu, seorang pemimpin juga harus memiliki kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, yaitu mampu mempertimbangkan berbagai aspek dan konsekuensi dari setiap pilihan yang diambil. Kaitan antara filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka dengan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin adalah bahwa seorang pemimpin harus mampu memperhatikan dan menghargai keberagaman individu dalam organisasinya, serta memiliki kesadaran dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus mempertimbangkan dampak keputusan tersebut terhadap setiap individu dalam organisasinya, serta mampu menganalisis berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan yang diambil.
2. Bagaimana nilai-nilai
yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita
ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sangat berpengaruh
pada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan.
Nilai-nilai tersebut merupakan dasar atau landasan dalam menentukan
prinsip-prinsip dan norma-norma yang kita gunakan untuk mengambil keputusan.
Contohnya,
jika seseorang memiliki nilai kejujuran yang tinggi, maka prinsip-prinsip yang
ia ambil dalam pengambilan keputusan akan cenderung mengutamakan kejujuran. Ia
akan lebih memilih untuk berbicara jujur dan mengungkapkan fakta yang
sebenarnya, meskipun hal tersebut dapat membawa konsekuensi yang kurang
menguntungkan bagi dirinya atau pihak lain.
Sebaliknya,
jika seseorang memiliki nilai keuntungan yang tinggi, maka prinsip-prinsip yang
ia ambil dalam pengambilan keputusan akan cenderung mengutamakan keuntungan
atau keuntungan yang lebih besar. Ia akan lebih memilih untuk mengambil
keputusan yang memberikan keuntungan yang besar, meskipun hal tersebut mungkin
melanggar norma-norma atau prinsip-prinsip etika yang ada. Oleh karena itu,
penting bagi kita untuk memahami dan mengenali nilai-nilai yang ada dalam diri
kita, karena nilai-nilai tersebut dapat memengaruhi prinsip-prinsip dan
norma-norma yang kita ambil dalam pengambilan keputusan. Dengan memahami
nilai-nilai yang ada dalam diri kita, kita dapat membuat keputusan yang lebih
konsisten dan sesuai dengan nilai-nilai tersebut, serta meminimalkan potensi
konflik antara nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang kita ambil dalam
pengambilan keputusan.
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Materi pengambilan keputusan sangat berkaitan dengan kegiatan coaching dalam proses pembelajaran kita. Coaching dapat membantu kita mengambil keputusan yang lebih efektif dengan membantu kita memahami informasi yang tersedia, mengidentifikasi pilihan yang tersedia, dan mengevaluasi konsekuensi dari setiap pilihan tersebut. Seorang pendamping atau fasilitator dalam kegiatan coaching dapat membantu kita dalam memahami informasi yang tersedia dengan mengajukan pertanyaan yang relevan dan meminta kita untuk memberikan penjelasan lebih lanjut. Selain itu, pendamping juga dapat membantu kita dalam mengidentifikasi pilihan yang tersedia dengan memberikan saran atau informasi tambahan yang mungkin belum kita pertimbangkan sebelumnya. Setelah pilihan-pilihan telah diidentifikasi, pendamping dapat membantu kita dalam mengevaluasi konsekuensi dari setiap pilihan tersebut. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan pro dan kontra dari setiap pilihan dan membantu kita memahami implikasi jangka panjang dari keputusan yang diambil. Sesi coaching juga dapat membantu kita dalam mengatasi pertanyaan atau keraguan yang mungkin masih ada setelah keputusan diambil. Beberapa contoh praktik coaching yang baik memberi gambaran utuh untuk dapat diterapkan di sekolah. Keputusan-keputusan dengan teknik coaching yang berlandaskan etika, nilai-nilai kebajikan, sesuai dengan visi misi sekolah yang berpihak pada murid dan menciptakan budaya positif dilingkungan sekolah. Teknik coaching dengan kesetaraan tidak menggurui akan menimbulkan rasa nyaman sehingga coach mampu mengidentifikasi permasalahan dan dapat menyampaikan pertanyaan berbobot dari coachee. Coachee dapat menyampaikan hambatan – hambatan dan dapat menemukan solusi yang sesuai karena coach mampu menjadi penedengar yang baik. Hal ini penting karena pada akhirnya menciptakan situasi kondusif dan dapat meningkatkan kompetensi peserta didik dan tenaga pendidik. Keterampilan coaching juga dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi peserta didik. Dengan coaching guru dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Sebagai coach yang baik guru memiliki harapan seluruh siswanya dapat menjalankan seluruh tugas dan kewajiban yang diberikan di sekolah sesuai dengan kodrat zaman dan kodrat alam. Seorang pendamping dapat membantu kita dalam mempertimbangkan kembali keputusan tersebut, mengevaluasi kembali informasi yang telah tersedia, dan mencari alternatif keputusan yang mungkin lebih efektif.Secara keseluruhan, materi pengambilan keputusan sangat penting dalam kegiatan coaching. Coaching dapat membantu kita dalam mengambil keputusan yang lebih efektif dan membantu kita dalam mengevaluasi kembali keputusan yang telah diambil.
4. Bagaimana kemampuan guru
dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh
terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan
guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya dapat berpengaruh
signifikan terhadap pengambilan keputusan dalam masalah dilema etika. Hal ini
karena dilema etika sering kali melibatkan keputusan yang kompleks yang
memerlukan pertimbangan tidak hanya dari segi akademik, tetapi juga dari segi
etika dan moral.
Sebagai
seorang guru, memiliki kemampuan sosial dan emosional yang baik dapat membantu
dalam memahami perasaan, sikap, dan perilaku siswa yang mungkin terkait dengan
masalah dilema etika. Dengan memahami ini, guru dapat membantu siswa memahami
dan mengatasi konflik emosional yang mungkin terjadi akibat keputusan yang
harus diambil. Selain itu, kemampuan
guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya dapat membantu
dalam mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika yang terlibat dalam suatu
dilema etika. Sebagai contoh, ketika menghadapi dilema etika, seorang guru
harus dapat mempertimbangkan nilai-nilai seperti keadilan, kesetaraan, dan
integritas. namun pendidik menyadari setiap keputusan wajib berlandaskan pada
nilai-nilai kebajikan serta regulasi
yang ada dan melakukan 9 langkah pengambilan keputusan. Sehingga dengan kedua
dasar tersebut kita dapat membedakan dilemma etika atau bujukan moral. Sosial
emosional akan menumbuhkan empati dan simpati bagi kita sebagai pendidik.
Dengan simpati dan empati kita dapat merasakan apa yang peserta didik alami,
dan kita dapat mengidentifikasi permasalahan dengan bijaksana, sehingga dalam
pengambilan keputusan kita dapat menggiring murid menciptakan terobosan yang
inifatif dan kreatif sebagai alternatif solusi dalam setiap pengambilan
keputusan. Sebagai pemimpin pembelajaran setiap keputusan harus berpihak pada
murid, berbasis etika dan nilai kebajikan dengan memetakan 4 paradigma dilema
etika yaitu individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs
kesetiaan dan jangka pendek vs jangka panjang. Pengambilan keputusan juga
berpegang pada 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu prinsip berbasis hasil
akhir, prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis rasa peduli. Serta
dipadukan dengan 9 langkah pengambilan keputusan. Sembilan keputusan tersebut
yaitu:
Mengenali
nilai-nilai yang saling bertentangan
Menentukan
siapa saja yang terlibat
Mengumpulkan
fakta-fakta yang relevan
Pengujian
benar atau salah yang didalamnya terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi,
uji halaman depan koran, uji keputusan panutan/idola
Pengujian
paradigma benar lawan benar
Prinsip
Pengambilan Keputusan
Investigasi
Opsi Trilemma
Buat
Keputusan
Tinjau
lagi keputusan Anda dan refleksikan
Dengan
demikian, kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial
emosionalnya dapat membantu dalam mengambil keputusan yang lebih bijaksana
dalam masalah dilema etika. Dalam hal ini, guru dapat berperan sebagai panutan
dan membimbing siswa dalam memahami nilai-nilai moral dan etika yang terlibat
dalam suatu dilema etika.
5. Bagaimana pembahasan
studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai
yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan
studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat dikaitkan kembali
dengan nilai-nilai yang dianut seorang pendidik. Seorang pendidik memiliki
tanggung jawab untuk memberikan pengajaran yang tidak hanya mengedepankan aspek
akademik, tetapi juga nilai-nilai moral dan etika yang penting bagi
perkembangan siswa.
Dalam
membahas suatu studi kasus yang berkaitan dengan masalah moral atau etika,
seorang pendidik dapat mengacu pada nilai-nilai moral dan etika yang dianutnya
sebagai pedoman dalam memandang dan menilai suatu tindakan atau keputusan.
Sebagai contoh, seorang pendidik yang mengutamakan nilai keadilan dapat
mempertimbangkan apakah suatu tindakan atau keputusan yang diambil dalam studi
kasus tersebut menghargai prinsip keadilan atau tidak.
Selain
itu, seorang pendidik juga dapat mempertimbangkan nilai-nilai seperti
integritas, kesetaraan, dan keterbukaan dalam membahas suatu studi kasus yang berkaitan
dengan masalah moral atau etika. Pendekatan ini dapat membantu siswa dalam
memahami pentingnya nilai-nilai moral dan etika dalam mengambil keputusan yang
baik dan bertanggung jawab.
Dengan
mengacu pada nilai-nilai moral dan etika yang dianut seorang pendidik,
pembahasan studi kasus dapat menjadi sarana untuk membimbing siswa dalam
memahami nilai-nilai yang penting bagi perkembangan moral dan karakter mereka.
Sebagai seorang pendidik, penting untuk memberikan teladan dan memperlihatkan
praktik nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
6. Bagaimana pengambilan
keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan
keputusan yang tepat dapat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif,
kondusif, aman dan nyaman. Hal ini karena keputusan yang tepat dapat membantu
menghindari terjadinya konflik atau masalah yang dapat mempengaruhi kenyamanan
dan keamanan lingkungan. Sebagai contoh, jika seorang kepala sekolah membuat
keputusan yang tepat dalam memilih guru-guru yang berkualitas dan memiliki
kemampuan mengajar yang baik, maka lingkungan belajar di sekolah tersebut akan
menjadi lebih kondusif dan produktif. Selain itu, jika keputusan yang tepat
diambil dalam hal mengatur tata kelola sekolah, seperti pengelolaan keuangan
dan sumber daya manusia, maka sekolah akan menjadi lebih efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Dalam konteks yang lebih
luas, pengambilan keputusan yang tepat juga dapat membantu menciptakan
lingkungan yang aman dan nyaman. Sebagai contoh, jika seorang pemimpin
organisasi atau masyarakat membuat keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah
lingkungan, seperti pengelolaan limbah atau pencegahan bencana alam, maka lingkungan
sekitar akan menjadi lebih aman dan sehat bagi masyarakat.
Dengan
demikian, pengambilan keputusan yang tepat sangat penting dalam menciptakan
lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Hal ini dapat dicapai
melalui pemahaman dan penilaian yang matang terhadap situasi yang dihadapi,
mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika, serta memperhatikan dampak
keputusan pada lingkungan sekitar.
7. Apakah
tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan
keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan
perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Pengambilan
keputusan berlandaskan tiga prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai
apakah Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis
Peraturan (Rule-Based Thinking) ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli
(Care-Based Thinking). Semua tergantung situasi dan kondisi yang ada. Namun setiap keputusan pasti ada resiko, pro
dan kontra, hal ini menjadi salah satu tantangan. Tantangan yang saya hadapi
dalam pengambilan keputusan terhadap kasus – kasus dilemma etika adalah tidak
dapat memuaskan semua pihak sehingga ini merupakan satu ganjalan bagi saya.
Namun 9 langkah pengambilan keputusan yang saya coba lakukan dapat meminimalkan
perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua
pihak. Selain itu juga dapat dikatakan
bahwa tantangan dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus dilema
etika dapat bervariasi tergantung pada lingkungan dan konteks yang berbeda.
Beberapa
tantangan yang mungkin dihadapi dalam menjalankan pengambilan keputusan
terhadap kasus dilema etika adalah adanya nilai atau kepentingan yang
bertentangan antara individu atau kelompok yang terlibat, keterbatasan
informasi atau sumber daya, perbedaan pandangan atau interpretasi terhadap
suatu situasi, dan adanya tekanan eksternal atau internal dalam memutuskan.
Perubahan
paradigma di lingkungan juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan terhadap kasus dilema etika. Sebagai contoh, jika terjadi perubahan
nilai atau kebijakan di lingkungan tersebut, maka hal ini dapat mempengaruhi
cara pandang dan pemikiran individu dalam memutuskan suatu dilema etika.
Selain
itu, perubahan paradigma juga dapat mempengaruhi ketersediaan sumber daya atau
metode yang dapat digunakan dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap
dilema etika. Sebagai contoh, dengan adanya perkembangan teknologi dan
informasi, maka individu atau kelompok dapat menggunakan metode-metode yang
lebih canggih dalam memutuskan suatu dilema etika.
Dalam
menghadapi tantangan dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap dilema
etika, penting untuk mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika, serta
memperhatikan dampak keputusan pada lingkungan sekitar. Selain itu, juga
penting untuk melakukan dialog terbuka dan kooperatif dengan individu atau
kelompok yang terlibat, serta memanfaatkan sumber daya atau metode yang
tersedia secara bijak dan efektif.
8. Bagaimana seorang
pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan
atau masa depan murid-muridnya?
Seorang
pemimpin pembelajaran yang mampu mengambil keputusan secara efektif dapat
berdampak positif terhadap kehidupan dan masa depan murid-muridnya. Seorang
pemimpin pembelajaran yang baik mampu mengambil keputusan dengan
mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika, serta dampaknya pada lingkungan
sekitar.
Dalam
konteks pendidikan, keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran dapat
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan dan masa depan murid-muridnya, seperti:
Kualitas
pendidikan: Keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran dapat
mempengaruhi kualitas pendidikan yang diberikan kepada murid-muridnya. Sebagai
contoh, keputusan untuk merekrut guru yang berkualitas atau memberikan
fasilitas pendidikan yang memadai dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Pengembangan
karir: Keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran dapat mempengaruhi
pengembangan karir murid-muridnya di masa depan. Sebagai contoh, keputusan
untuk menyediakan program pengembangan keterampilan atau kerjasama dengan
industri dapat membantu murid-murid dalam mencapai tujuan karir mereka.
Etika
dan moral: Keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran juga dapat
mempengaruhi pembentukan nilai etika dan moral murid-muridnya. Sebagai contoh,
keputusan untuk memberikan pengajaran tentang nilai-nilai moral dan etika yang
baik dapat membantu murid-murid dalam membentuk kepribadian yang baik dan
beretika.
Kesejahteraan
fisik dan mental: Keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran dapat
mempengaruhi kesejahteraan fisik dan mental murid-muridnya. Sebagai contoh,
keputusan untuk memberikan program kesehatan atau konseling dapat membantu
murid-murid dalam menjaga kesehatan fisik dan mental mereka.
Dalam
kesimpulannya, keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran dapat
mempengaruhi banyak aspek kehidupan dan masa depan murid-muridnya. Oleh karena
itu, sangat penting bagi pemimpin pembelajaran untuk dapat mengambil keputusan
secara efektif dengan mempertimbangkan dampaknya pada murid-murid dan
lingkungan sekitar.
9. Bagaimana seorang
pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan
atau masa depan murid-muridnya?
Kesimpulan
dari pembelajaran modul materi ini adalah bahwa pengambilan keputusan dalam
konteks dilema etika memerlukan kemampuan untuk mempertimbangkan nilai-nilai
moral dan etika serta dampak keputusan pada lingkungan sekitar. Kemampuan ini
dapat dikembangkan melalui pembelajaran coaching atau bimbingan yang diberikan
oleh pendamping atau fasilitator dalam proses pembelajaran.
Keterkaitan
dengan modul-modul sebelumnya adalah bahwa pembelajaran modul sebelumnya,
seperti pengembangan kemampuan kognitif, kepemimpinan, dan pengelolaan emosi,
juga memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan yang efektif dalam
konteks dilema etika. Kemampuan kognitif yang baik, kepemimpinan yang efektif,
dan kemampuan pengelolaan emosi yang baik dapat membantu seseorang dalam
mempertimbangkan berbagai faktor dan dampak dari suatu keputusan.
Dengan
demikian, pengambilan keputusan yang efektif dalam konteks dilema etika adalah
suatu proses yang kompleks dan memerlukan berbagai keterampilan dan kemampuan
yang saling terkait. Pembelajaran dari modul-modul sebelumnya dan modul materi
ini dapat membantu seseorang dalam mengembangkan kemampuan yang diperlukan
untuk pengambilan keputusan yang efektif dalam konteks dilema etika
10. Apakah kesimpulan akhir
yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya
dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan
dari pembelajaran modul materi ini adalah bahwa pengambilan keputusan dalam
konteks dilema etika memerlukan kemampuan untuk mempertimbangkan nilai-nilai
moral dan etika serta dampak keputusan pada lingkungan sekitar. Kemampuan ini
dapat dikembangkan melalui pembelajaran coaching atau bimbingan yang diberikan
oleh pendamping atau fasilitator dalam proses pembelajaran.
Keterkaitan
dengan modul-modul sebelumnya adalah bahwa pembelajaran modul sebelumnya,
seperti pengembangan kemampuan kognitif, kepemimpinan, dan pengelolaan emosi,
juga memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan yang efektif dalam
konteks dilema etika. Kemampuan kognitif yang baik, kepemimpinan yang efektif,
dan kemampuan pengelolaan emosi yang baik dapat membantu seseorang dalam
mempertimbangkan berbagai faktor dan dampak dari suatu keputusan.
Dengan
demikian, pengambilan keputusan yang efektif dalam konteks dilema etika adalah
suatu proses yang kompleks dan memerlukan berbagai keterampilan dan kemampuan
yang saling terkait. Pembelajaran dari modul-modul sebelumnya dan modul materi
ini dapat membantu seseorang dalam mengembangkan kemampuan yang diperlukan
untuk pengambilan keputusan yang efektif dalam konteks dilema etika.sebagai Kesimpulan akhir yang saya peroleh dari
pembelajatana materi ini dan keterkaitannya dengan modul sebelumnya adalah
pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki
oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang
dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran. Secara sadar keputusan itu akan
mewarnai pola pikir dan karakter bagi murid-murid. Sekolah sebagai Lembaga yang
melakukan proses transfer ilmu dan karakter selalu memberikan pelayanan kepada
murid-murid tentu saja banyak pengambilan keputusan yang mewarnai
kebijakan-kebijakan sekolah. Guru sebagai pemimpin pembelajaran secara sadar
mengambil keputusan bijak, dengan mengedepankan regulasi kesepakatan kelas,
keyakinan kelas untuk mewujudkan karakter dan budaya positif dalam kelas.
Pengambilan keputusan harus bertujuan mewujudkan budaya positif dan menggunakan
alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman
dan nyaman (well being) Suasana tersebut akan berdampak melejitkan kompetensi baik itu pendidik
maupun murid. Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran
penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya. Murid yang cerdas dan
berkarakter, menuju profil pelajar
Pancasila sesuai harapan kita semua. Dalam perjalanannya menuju profil pelajar
pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan
panduan sembilan langkan pengambilan keputusan dan pengujian keputusan untuk
memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada
murid demi terwujudnya merdeka belajar. Pembelajaran diferensiasi merupakan
salah satu bentuk merdeka belajar, karena dengan pembelajaran berdiferensiasi
maka kebutuhan murid terpenuhi sesuai bakat, minat dan kecenderungan gaya
belajarnya. Pembelajaran kokulikuler juga salah satu implementasi untuk
mewujudkan karakter pelajar Pancasila. Berbagai tema dan dimensi yang disiapkan
memungkinkan murid terbiasa dengan
nilai-nilai positif dan pada akhirnya menjadi pembiasaan.
11. Sejauh mana pemahaman
Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema
etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip
pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Yang
saya fahami dari konsep-konsep modul ini adalah Ada 4 paradigma pengambilan
keputusan
Individu
lawan masyarakat
kebenaran
lawan kesetiaan
keadilan
VS belas kasihan
Jangka
Pendek VS jangka panjang
Ada
3 prinsip mengambil keputusan
berfikir
berbasis akhir
berfikir
berbasi aturan
berfikir
berbasi rasa peduli
Ada
9 tahapaan pengambilan dan pengujian keputusan
Mengenali
bahwa ada nilai-nilai yang salingbertentangan
Menentukan
siapa yang terlibat dalam situasi ini
Mengumpulkan
fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini
Pengujian
benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji
panutan/idola)
Pengujian
paradigma benar atau salah
Prinsip
pengambilan keputusan
Investigasi
tri lema
Buat
keputusan
meninjau
kembali keputusan dan refleksikan
Hal-hal
yang menurut saya diluar dugaan adalah ternyata dalam pengambilan keputusan
bukan hanya berdasarkan sesuai pemikiran saja namun perlu melihat 4 paradigma,
3 prinsip dan melakukan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Selama ini
saya berpikir terlalu cepat dan reaktif sehingga keputusan yang saya ambil
perlu ditinjau kembali agar tidak merugikan banyak orang.
Sejauh
ini, saya memiliki pemahaman yang baik tentang konsep-konsep yang telah
dipelajari di modul ini, yaitu dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma
pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Konsep-konsep tersebut telah dijelaskan
dengan baik dan dilengkapi dengan contoh kasus yang membantu memahami
konsep-konsep tersebut dengan lebih baik.
Tidak
ada hal yang menurut saya di luar dugaan dalam pembelajaran modul ini, karena
konsep-konsep yang dipelajari merupakan konsep yang sudah umum digunakan dalam
pengambilan keputusan, terutama dalam konteks dilema etika. Namun, modul ini
memberikan perspektif yang lebih mendalam tentang konsep-konsep tersebut dan
memberikan panduan yang lebih jelas tentang cara mengambil keputusan yang
efektif.
Saya
merasa modul ini sangat membantu dalam mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan
yang efektif, terutama dalam situasi dilema etika yang kompleks. Saya berharap
dapat memanfaatkan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam modul ini dalam
kehidupan nyata dan dapat mengambil keputusan yang tepat dan mempertimbangkan
nilai-nilai moral dan etika.
12. Sebelum mempelajari
modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin
dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda
pelajari di modul ini?
Sebelum
mempelajari modul ini saya pernah mengambil
keputusan dengan situasi dilema etika. Namun tidak mengikuti 9 langkah
pengambilan keputusan. Keputusan yang saya ambil biasanya hanya dari dua hal
yang pertama sesuai dengan regulasi dan tidak merugikan orang lain. Tidak
melalukan uji benar vs benar. Dalam modul ini saya belajar Langkah-langkah
pengambilan keputusan dengan tepat dan akurat karena ada 5 uji benar vs benar. Selain itu juga, terkadang saya hanya
mengandalkan intuisi atau pengalaman saya dalam mengambil keputusan. Namun, dengan
mempelajari modul ini, saya dapat meningkatkan kemampuan saya dalam mengambil
keputusan yang efektif, terutama dalam situasi dilema etika yang kompleks.
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Sebelumnya izinkan saya alhamdulilah walsyukurilah atas apa yang sudah saya temui pada modul 3.1 ini. Banyak ilmu yang saya terima dan insyaalloh akan sangat bermanfaat untuk hari ini dan masa yang akan datang. Konsep yang saya pelajari memberikan dampak luar biasa bagi pola pikir saya. Sebelum bertemu dengan modul ini saya berpikir bahwa pengambilan keputusan hanya berdasarkan regulasi saja. Ternyata banyak hal yang menjadi dasar, ada 4 paradigma dilemma etika yaitu: individu lawan kelompok (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Serta konsep pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga saya lebih yakin dengan apa yang sudah saya tetapkan sebagai satu keputusan. Saya berencana akan mengimplementasikan dalam setiap pengambilan keputusan baik sebagai pemimpin pembelajaran maupun dalam ikut serta pengambilan kebijakan di sekolah dan komunitas praktisi yang saya ikuti. Saya berharap pengambilan keputusan yang saya lakukan akan selalu berpihak pada murid. Disamping itu juga dalam mempelajari konsep pengambilan keputusan dapat membantu meningkatkan kemampuan saya dalam mengambil keputusan yang tepat dan etis, terutama dalam situasi dilema etika yang kompleks. Dengan mempelajari 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, seseorang dapat belajar untuk mempertimbangkan berbagai faktor dan dampak dari keputusan saya . Sehinga ketika mempelajari konsep ini juga dapat membantu seseorang untuk memahami lebih baik nilai-nilai etis yang dianut dan bagaimana menerapkan nilai-nilai ini dalam pengambilan keputusan sehari-hari. Hal ini dapat membantu meningkatkan kemampuan seseorang dalam memimpin dan mengelola situasi dilema etika di tempat kerja atau dalam kehidupan pribadi saya. Yang pada akhirnya , dampak pembelajaran konsep pengambilan keputusan adalah meningkatkan kemampuan seseorang dalam mempertimbangkan berbagai faktor dan dampak dari keputusan saya, serta memahami nilai-nilai etis yang dianut dan bagaimana menerapkan nilai-nilai ini dalam pengambilan keputusan sehari-hari. Hal ini dapat membantu meningkatkan kemampuan seseorang dalam memimpin dan mengelola situasi dilema etika di tempat kerja atau dalam kehidupan pribadi saya.
14. Seberapa penting
mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai
seorang pemimpin?
Bagi
saya materi pada modul 3.1 sangat penting dan bermakna. Di lingkungan sekolah
guru sebagai pemimpin pembelajaran dan sebagai warga sekolah banyak keputusan
yang akan dikeluarkan menghasilkan kebijakan -kebijakan yang akan mewarnai
perjalanan sekolah untuk mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar
Pancasila. Sebagai
individu, mempelajari konsep pengambilan keputusan dapat membantu meningkatkan
kemampuan seseorang dalam membuat keputusan yang tepat dan etis dalam situasi
yang kompleks, terutama dalam situasi dilema etika. Hal ini dapat membantu
seseorang memperoleh kepercayaan diri dan membantu mereka meraih kesuksesan
dalam berbagai aspek kehidupan.
Sementara
itu, bagi seorang pemimpin, memahami konsep pengambilan keputusan juga sangat
penting. Sebagai pemimpin, mereka seringkali dihadapkan pada situasi yang
kompleks dan memerlukan keputusan cepat yang tepat dan etis. Dengan memahami
konsep pengambilan keputusan, seorang pemimpin dapat membuat keputusan yang
lebih baik, mengelola risiko dengan lebih efektif, dan memimpin timnya dengan
lebih efektif dan produktif.
Secara
keseluruhan, mempelajari topik modul ini penting bagi individu dan pemimpin
karena dapat membantu meningkatkan kemampuan mereka dalam membuat keputusan
yang tepat dan etis, mengelola risiko dengan lebih efektif, dan memimpin tim
dengan lebih efektif dan produktif. Jadi
pada prinsipnya Guru harus memiliki keterampilan pengambilan keputusan untuk
dapat mewujudkan itu semua. Keputusan yang bernilai kebajikan dan mampu
mengimplementasikan 9 langkah pengambilan keputusan, sesuai 4 paradigma 3
prinsip penyelesaian dilemma serta tiga uji yang sejalan dengan
prinsip pengambilan keputusan yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir
berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), Uji publikasi, sebaliknya,
berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking)
yang mementingkan hasil akhir dan Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip
berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan
dengan golden rule . Demikian koneksi antar materi yang saya
paparkan, saya menyadari masih sedikit ilmu yang saya peroleh untuk itu mohon
masukan dan informasi mendalam untuk perbaikan. Saya berharap selalu dapat
memperbaiki proses menjadi lebih baik, karena saya yakin proses tidak akan
menghianati hasil. Guru tergerak, bergerak dan menggerakan. Guru bergerak
Indonesia maju




















